Oleh Agus Wibowo Dimuat Harian Sinar Harapan, 31 Agustus 2008 Bagi masyarakat Jawa, bulan puasa atau Ramadhan merupakan bulan yang suci dan sakral. Mereka yang memeluk agama Islam, sebulan penuh melakukan kewajiban puasa dan ibadah-ibadah lainnya, dengan tujuan mendekatkan diri kepada Tuhan. Karena anggapan suci dan sakralnya bulan puasa itu, jauh hari mereka mempersiapkan sebaik-baiknya kondisi fisik dan kondisi rohani melalui tradisi sadranan atau nyadran. Tradisi nyadran ini dilakukan secara turun-temurun. Sebagaimana ritual dalam penanggalan Jawa lainnya, seperti Suranan, Muludan, dan Syawalan, esensi nyadran adalah memanjatkan doa kepada Tuhan agar diberi keselamatan dan kesejahteraan. Kita akan menemukan nuansa magis dan unik dalam ritual nyadran. Keunikannya, selain menggunakan uba rampe tertentu, nyadran dilakukan di situs-situs yang dianggap keramat dan dipercaya masyarakat lokal bisa makin mendekatkan dengan Yang Kuasa. Tempat-tempat itu biasanya berupa makam lel
Perjuangan Orang Biasa Mengisi Sejarah